Minggu, 19 Juni 2011

Abrasi Pantai Ngalupolo Kian Mencemaskan

Para petani yang menggarap lahan di sepanjang pesisir Pantai Ngalupolo kini dihantui rasa cemas. Betapa tidak, lahan pertanian mereka terus menyusut sepanjang musim akibat gerusan air laut. Bahkan sejumlah petani kini memilih meninggalkan lahan garapannya karena telah berubah menjadi lahan batu. 

Raymundus Mere, salah seorang petani pesisir mengaku, abrasi Pantai Ngalupolo sudah berlangsung lama. Ia pun meyakini kenyataan buruk ini akan terus terjadi, seiring cuaca ekstrim yang tidak menentu. “Banyak pohon kelapa dan jambu mete terseret air laut,” tandasnya.
Selain lahan pertanian yang terancam hilang, hempasan ombak besar di Pantai Ngalupolo juga mengancam bangunan SMP Negeri 2 Ndona. Lokasi gedung sekolah yang dibangun hanya beberapa meter dari bibir pantai ini, sebagian tembok penyokong telah ambruk dihantam ombak. 

Sejumlah nelayan tradisional di Pantai Ngalupolo mengaku khawatir dengan keselamatan gedung sekolah tersebut. Padahal menurut mereka, keberadaan SMP Negeri 2 Ndona di Desa Ngalupolo sangat membantu orang tua murid  yang kurang mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke tingkat lanjutan pertama di kota. Bahkan sekolah tersebut tidak hanya menampung anak-anak dari Desa Ngalupolo  tetapi anak-anak dari desa lain juga banyak.
Kendati tingkat abrasi Pantai Ngalupolo kian mencemaskan, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda upaya penanggulangi baik dari masyarakat setempat maupun  pemerintah.***
  

3 komentar:

  1. pemerintah setempat mesti lebih tanggap dengan persoalan yang dihadapi masyarakat. apa harus menunggu ada korban lebih besar..?

    BalasHapus
  2. sungguh memprihatinkan...pemerintah jangan dibiarkan dong, tolong ditanggulangi, apa harus tunggu tsunami...thanks untuk blog dan infonya. krn saya rasa masih banyak kejadian serupa yg tak terekspos oleh media....

    salam kenal.

    BalasHapus
  3. Pemerintah harus cepat dan tepat mengambil keputusan untuk menanggulangi persoalan ini jangan sampai terjadi korban yang lebih banyak lagi terutama dengan keberadaan desa ngalupolo dan harus tegas kepada masyarakat setempat agar batu2 di sepanjang pantai ngaluplo jangan diambil untuk dijual kepentingan apapun

    BalasHapus